Bukittinggi, 26 November 2024 – Dalam semangat memperkuat sinergi antarperguruan tinggi dan meningkatkan kontribusi terhadap masyarakat, Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi dan UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu melaksanakan program kolaborasi pengabdian kepada masyarakat. Program ini berlangsung di Sentra Kampung Bordir Sarojo, Kelurahan Campago Guguk Bulek, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan, Kota Bukittinggi.
Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Kapus Pengabdian UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu Evan Stiawan, M.M, Ketua LP2M UIN Bukittinggi, Dr. Muhiddinur Kamal, M.Pd, Camat Mandiangin Koto Selayan, Syukri Naldi, S.Kom., M.M. beserta Lurah Campago Guguk Bulek Mandiangin Delegasi mahasiswa dari UIN Bengkulu bersama dosen.
Dalam sambutannya, Dr. Muhiddinur Kamal menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata kolaborasi yang bermanfaat bagi kedua pihak, baik perguruan tinggi maupun masyarakat setempat. “Kami ingin program ini tidak hanya menjadi rutinitas akademik, tetapi benar-benar membawa dampak sosial dan ekonomi yang berkelanjutan,” ujarnya.
Camat Mandiangin Koto Selayan, Syukri Naldi, turut mengapresiasi inisiatif ini. “Sentra Bordir Sarojo merupakan kebanggaan masyarakat kami. Kolaborasi ini akan menjadi langkah besar untuk meningkatkan daya saing produk lokal dan memberdayakan masyarakat, khususnya pengrajin,” ungkapnya.
Sementara itu, Evan Stiawan berharap mahasiswa yang terlibat dapat mengambil pelajaran berharga dari program ini. “Melalui pengabdian ini, kami mendorong mahasiswa untuk belajar langsung dari masyarakat, khususnya dalam bidang kewirausahaan. Kami berharap mahasiswa dapat terinspirasi untuk memulai usaha seperti yang dilakukan para pengrajin bordir di Sarojo,” jelasnya.
Kegiatan yang berlangsung di sarojo merupakan kegiatan pelatihan pengembangan desain bordir, pemasaran produk secara digital, dan manajemen usaha kecil. Mahasiswa terlibat langsung dalam sesi diskusi dan praktek bersama para pengrajin, sehingga memberikan pengalaman langsung mengenai proses produksi bordir dan tantangan yang dihadapi dalam menjalankan usaha.
Salah satu mahasiswa peserta dari UIN Bengkulu menyampaikan antusiasmenya. “Pengalaman ini sangat berharga karena kami tidak hanya belajar teori, tetapi juga memahami realitas usaha mikro. Kami mendapatkan wawasan tentang cara memanfaatkan kreativitas dan teknologi untuk mendukung bisnis lokal,” katanya.
Program ini diharapkan menjadi inspirasi bagi perguruan tinggi lain untuk menjalin kerja sama serupa, sehingga keberadaan kampus tidak hanya menjadi pusat pendidikan, tetapi juga pusat pemberdayaan masyarakat.