Bedah Film PSGA LP2M
Press Release
PERAYAAN HARI PEREMPUAN SEDUNIA DI IAIN BUKITTINGGI
Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Sedunia (International Women’s Day), Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M bekerjasama dengan Jurusan Filsafat Agama IAIN Bukittinggi menyelenggarakan rangkaian kegiatan bedah film tentang kesetaraan gender dan bedah buku karya tiga perempuan muda Bukittinggi. Kegiatan yang juga bekerjasama dengan Komunitas Bukittinggi Membaca dan Perpustakaan Proklamator Bung Hatta tersebut dilaksanakan di Aula Rektorat Lama IAIN Bukittinggi pada Kamis 8 Maret 2018.
Film yang diangkat adalah Film Pink (2016) yang mengisahkan tentang perjuangan tiga orang perempuan muda India dalam memperoleh keadilan di mata hukum, setelah menerima kekerasan seksual oleh beberapa pemuda yang memiliki relasi dengan orang yang berpengaruh di India. Film ini dibedah oleh Dr. Silfia Hanani, MA (Ketua PSGA IAIN Bukittinggi) dan Dr. Zulfan Taufik, MA.Hum (Dosen Filsafat IAIN Bukittingggi). Ketua Jurusan Filsafat Agama, Nelmaya, MA., dalam sambutannya, sangat mengapresiasi acara bedah film dan buku ini karena merupakan sejarah baru di lingkungan IAIN Bukittinggi, apalagi dalam konteks memperingati Hari Perempuan Sedunia. “Kegiatan seperti ini penting untuk terus diadakan agar memberi perspektif dan pemahaman kesetaraan gender melalui media yang asik dan mudah dipahami bagi anak muda”.
Zulfan, dalam analisisnya setelah nonton bersama film tersebut, mengatakan bahwa angka kekerasan terhadap perempuan di India yang menjadi konteks pembuatan film Pink sesungguhnya tidak jauh berbeda dengan Indonesia kini. Dalam berbagai laporan, kekerasan/pelecehan terhadap perempuan di Indonesia terus menunjukkan angka yang tinggi. Hal tersebut, menurutnya, karena kesadaran dan penghormatan atas otoritas tubuh perempuan masih sangat rendah. Bisa dbilang, saat ini kita tengah berhadapan dengan fenomena rape culture, yaitu situasi di mana masyarakat atau lingkungan bersikap menyepelekan dan bahkan menormalisasi tindak pelecehan seksual, serta tendensi untuk menyalahkan korban (victims blamming). Fenomena ini salah satunya dikarenakan paradigma berpikir yang masih menganggap perempuan sebagai second sex.
Pendapat ini kemudian diperjelas oleh Silfia yang memaparkan bentuk-bentuk ketimpangan peran antara perempuan dan laki-laki yang masih lumrah terjadi di daerah Minangkabau. Misalnya peran domestik yang harus dilakukan oleh perempuan. Jika ada laki-laki yang mengerjakan peran domestik tersebut, maka ia akan dianggap tidak maskulin. Melalui film ini, berbagai stereotipe tentang perempuan dan peran sosial yang timpang tersebut berusaha digugat, tentu dengan tidak melanggar hal-hal yang bersifat kodrati pada diri perempuan.
Adapun buku yang dibedah adalah novel karya Yura K. Shaira yang berjudul Kisah Tanpa Cerita (PT Elex Media Kompotindo, 2017), novel karya Desi yang berjudul Pluviophile: A Lover of Rain (Goresan Pena, 2018), dan kumpulan tulisan karya Nana Fauzana Azima yang berjudul Simfoni Jejak (Diandra Kreatif, 2017).